Setiap orang tentu menginginkan pasangan terbaik yang menjadi pendamping hidupnya. Terbaik dari sisi agama, akhlak, rupa penampilan, ekonomi dan tentu juga keturunan. Namun tak bisa dipungkiri juga kebanyakan anak muda hari ini lebih menjadikan penampilan dan materi sebagai pertimbangan utama dalam menentukan jodoh. Ini tidak keliru, setiap laki-laki tentu boleh saja menginginkan istri yang cantik jelita nan seksi, begitu juga dengan wanita sah-sah saja berharap dapat suami kaya, ganteng dan hartawan. Tapi perlu dipahami, segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik dan materi tidak kekal, dan tidak akan menjadi jaminan rumah tangga yang bahagia dunia akhirat.
Hanya ketakwaan, keimanan serta akhlak baguslah yang akan menjamin kehidupan rumah tangga bahagia dunia akhirat. Makanya Rasulullah SAW dalam sabdanya menyuruh kita para hambanya untuk memilih pasangan hidup karena agamanya.
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik agamanya, menjadi pengingat berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan kita perlu mengenali calon pasangan sebelum menikah. Taaruf adalah salah satu metode untuk mengenalnya.
Baca juga : Memilih Calon Suami Idaman
Mengenali Taaruf
Ta’aruf dalam pernikahan adalah proses saling mengenal sebelum melangkah ketahapan selanjutnya yaitu khitbah atau lamaran. Ta’aruf dilakukan ketika ada laki-laki dan wanita yang sama-sama memiliki kesiapan untuk menikah, baik itu dia dipertemukan oleh murabbi, teman ataupun menemukan sendiri. Tujuan ta’aruf sendiri adalah untuk mengenali lebih jauh tentang calon pasangan, agar tidak ada penyesalan atau kekecewaan di akhir nanti setelah menikah.
Ta’aruf juga menjaga diri dan hati yang melakukan proses ta’aruf terhindar dari maksiat. Tidak seperti pacaran yang hanya dilakukan berdua tanpa adanya kejelasan waktu kapan menikahnya. Sementara ta’aruf harus seseorang yang mendampingi dan memiliki waktu yang jelas, apakah ta’aruf akan berlanjut pada pernikahan atau tidak.
Taaruf juga menyederhanakan proses untuk menemukan jodoh, tidak panjang dan berbelit-belit layaknya pacaran. Pencarian jodoh melalui pacaran biasanya dimulai dari tahap pendekatan, menyatakan cinta, menunggu apakah diterima atau tidak, menjalin hubungan pacaran jika diterima, menjalani aktivitas pacaran tanpa kejelasan waktu. Sehingga tak jarang seseorang sebelum menemukan jodohnya bisa berganti-ganti pacar 3 – 10 kali, dengan rentang waktu pacaran mulai dari 3 hingga 10 tahun. Anda bisa bayangkan betapa lelah dan capeknya hati menjalani proses yang begitu lama. Belum lagi jika dalam aktivitas pacaran tersebut terjadi hal-hal yang sangat merugikan seperti hamil diluar nikah, penipuan, selingkuh, ditinggal oleh pacar dan lain sebagainya.
Baca juga : Tentang Jodoh dan Pacaran
Sementara melalui jalan ta’aruf prosesnya disederhanakan, berawal dari adanya kesepakatan untuk ta’aruf, tukar biodata, melakukan pertemuan dan memberikan keputusan apakah ta’aruf akan dilanjutkan pada jenjang pernikahan atau tidak. Dan untuk melakukan semua itu tidak lebih dari 1 bulan, sementara untuk menuju pernikahan sangat dianjurkan dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sangat sederhana sekali bukan ? Dan yang pasti dengan proses ta’aruf tidak akan ada rasa sakit hati, dendam, sulit melupakan dan lain sebagainya.
Langkah-Langkah Taaruf
Bagaimana memulai ta’aruf ? Berikut adalah beberapa langkah untuk memulai ta’aruf
1. Menemukan calon pasangan
Jika anda sudah memiliki kesiapan menikah, baik dari segi agama, mental dan juga materi.Ukuran kesiapannya adalah siap untuk menikah seandainya pernikahan dilansungkan pada saat ta’aruf. Bagi laki-laki tentu sudah memiliki materinya, sudah direstui oleh orang tua untuk menikah dan bagi wanita adalah kesiapan diri menjadi istri dan sudah mendapat restu dari orang tua untuk menikah.
Banyak cara untuk menemukan calon pasangan untuk ta’aruf diantaranya adalah minta dicarikan oleh guru ngaji (Murabbi/yah) bagi yang ikut aktif dalam kelompok pengajian tentu ini sudah menjadi hal biasa. Selain minta dicarikan, biasanya guru ngajinya juga peka, saat melihat muridnya sudah siap untuk menikah maka dia akan menawarkan apakah mau dicarikan atau tidak.
Bagi yang tidak aktif dalam kelompok pengajian, bisa melakukan ta’aruf dengan meminta bantuan teman untuk menjadi perantara. Atau bagi laki-laki juga bisa dengan menanyakan lansung pada wanita yang membuat hatinya tertarik lalu datang ke rumah pihak wanita untuk menyampaikan niat baiknya sekaligus memperkenalkan diri di depan calon istri dan mertuanya.
2. Tukar biodata
Jika calonnya sudah ditemukan dan ada kesepakatan untuk saling mengenal maka tahap selanjutnya adalah saling bertukar biodata diri. Ini adalah langkah awal ta’aruf, masing-masing pihak membuat biodata diri dengan lengkap, jelas dan apa adanya. Seperti apa biodata pernikahan dan apa saja isinya bisa sahabat download contohnya disini.
Tukar biodata adalah tahapan penting sebelum melanjutkan pada tahapan selanjutnya, jika masing-masing pihak merasa ada kecocokan satu sama lain maka proses dilanjutkan. Namun jika ada salah satu pihak yang merasa tidak cocok maka proses ta’aruf akan dihentikan sampai pada proses bertukar biodata.
3. Melakukan pertemuan
Jika setelah bertukar biodata masing-masing pihak merasa ada kecocokan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pertemuan lansung. Pertemuan lansung ini bisa diadakan dimana saja sesuai kesepakatan dengan syarat ada yang mendampingi baik dari pihak wanita maupun laki-laki. Jadi pertemuan ini tidak dilakukan berdua. Dalam pertemuan ini masing-masing pihak saling memperkenalkan diri secara lansung, menjelaskan visi misi pernikahan, konsep berumah tangga, tentang poligami, harapan dari pasangan serta hal-hal lain yang dirasa perlu. Selanjutnya adalah melihat calon pasangan yang dikenal dengan nazhar yang artinya melihat dengan seksama dan penuh ketelitian. Nazhar ini adalah hal penting dalam ta’aruf karena ada tuntunannya dari Rasulullah SAW melalui sabdanya :
Ketika Mughirah bin Syu’bah akan meminang seorang perempuan, Nabi SAW memberikan nasihat
“Lihatlah terlebih dahulu perempuan itu, sebab yang demikian akan lebih menentukan bagi kebaikan hidupmu selanjutnya.”
(HR.Bukhari dan Muslim)
Kendatipun dibolehkan untuk saling melihat tentu disini ada batasannya agar melihat hal-hal yang biasa tampak bagi wanita dan perempuan. Jangan sampai meminta untuk melihat hal lain yang tidak wajar bahkan sudah menjadi auratnya seperti ingin melihat kaki, rambut dan lain sebagainya.
Tujuan dari saling melihat calon pasangan adalah untuk menemukan sesuatu yang menarik dan membuat hati cenderung untuk menikahinya sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
“Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang perempuan kemudian dia mampu untuk melihat sesuatu yang dapat mendorong untuk menikahinya, maka lakukanlah,” Maka Jabir r.a berkata “Lalu aku meminang seorang perempuan dan bersembunyi darinya sehingga aku mengetahui apa yang mendorongku untuk menikahinya. Akhirnya, jadilah aku menikah dengannya,”
(HR.Bukhari dan Muslim dari Jabir r.a)
Demikian juga untuk perempuan juga diperbolehkan melihat laki-laki calon suaminya untuk menemukan hal yang membuat dirinya tertarik untuk menerima pinangan dari laki-laki tersebut sebagaimana disampaikan oleh Abu Ishaq Asy-syirazi dalam kitabnya Al-Muhadzdzab :
“Dan bagi perempuan yang hendak menikah dengan seorang laki-laki diperbolehkan melihat kepadanya karena pada laki-laki itu terdapat sesuatu yang menjadikan perempuan tersebut tertarik, sebagaimana pada perempuan terdapat sesuatu yang dapat menarik laki-laki”
Proses pertemuan dan saling melihat ini juga menentukan apakah ta’aruf akan dilanjutkan ke jenjang pernikahan, meminta waktu untuk saling mengenal lagi atau berakhir pada tahap ini.
Baca juga : 7 Pertanyaan Penting Untuk Calon Suamimu Saat Ta’aruf
4. Saling mengenal dan merenung
Banyak kemungkinan bisa terjadi dari tahap pertemuan, ada yang sama-sama sepakat dan bisa saling menerima sehingga lansung pada tahap selanjutnya seperti khitbah, menentukan tanggal pernikahan hingga akad nikah. Bahkan dalam beberapa kasus ada yang lansung dinikahkan ketika pertemuan pertama, saat ada kecocokan dan saling menerima lansung dinikah saat itu juga.
Namun pada kasus lain ada yang masih ragu-ragu, ingin mengenali lagi calon pasangannya lebih jauh dan ingin lebih memantapkan hati. Jika anda masuk tahap ini, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk lebih mengenal pasangan adalah mencari informasi tentang pasangan dari teman-teman terdekatnya, meminta pendapat orang tua, meminta pendapat guru ngaji dan juga bisa melakukan istikharah memohon kemantapan hati pada Allah SWT.
Proses saling mengenal lebih lanjut ini tidak diperkenan untuk berlama-lama, masing-masing pihak bisa membuat kesepakatan berapa lama jangka waktu untuk melewati proses ini. Biasanya hanya membutuhkan waktu 1 minggu hingga 1 bulan hingga akhirnya sama-sama memberikan keputusan apakah proses ta’aruf akan berlanjut pada jenjang pernikahan atau tidak.
Hal-hal Penting Seputar Taaruf
Ta’aruf hanyalah salah satu ikhtiar dalam menemukan jodoh dan tidak ada jaminan kalau orang yang saat itu ta’aruf dengannya akan menjadi pasangan hidup. Selain itu ta’aruf juga tidak akan menjamin menemukan jodoh terbaik sebagaimana tidak ada jaminan juga pernikahan yang dimulai dengan ta’aruf akan langgeng, aman, rukun dan bahagia. Tidak ada jaminan. Jadi tidak perlu ada kekecewaan saat ta’aruf gagal atau pun menemukan masalah dalam kehidupan rumah tangga yang di mulai dengan ta’aruf.
Ta’aruf adalah salah satu metode yang memungkinkan membuat hati dan diri seseorang yang akan menikah terjaga dari maksiat hati dan godaan syahwat. InsyaAllah memilih pernikahan dengan diawali ta’aruf adalah bentuk ketaatan pada Allah SWT. Harapannya memulai pernikahan dengan ketaatan pada Allah SWT akan berujung kebahagiaan, karena memang selalu ada kebaikan dalam setiap ketaatan.
Setiap yang akan melakukan ta’aruf harus meluruskan, membersihkan dan memastikan niat hanyalah karena Allah semata. Menyadari kalau pernikahan adalah ibadah yang tentu setiap langkah ikhtiar menuju pernikahan akan bernilai selama itu dalam koridor syariat. Niat yang bersih akan semakin mendekatkan diri pada Allah dalam setiap proses ta’aruf, menghilangkan rasa takut dan juga menjaga diri agar tidak menabrak rambu-rambu yang telah ditetapkan.
Selanjutnya adalah menjaga kesungguhan dan keseriusan dalam proses ta’aruf. Ta’aruf hanya boleh dilakukan oleh mereka yang benar-benar telah siap untuk menikah. Ta’aruf bukan untuk main-main, ta’aruf juga bukan untuk membuat pacaran menjadi lebih islami atau hanya sekedar mengenali seseorang tanpa niat serius untuk menikahinya. Awali dengan kesungguhan, jalani dengan keseriusan dan akhiri dengan penuh tanggung jawab.
Setiap yang menjalani proses ta’aruf harus jujur dalam memperkenalkan dirinya, apa adanya. Tidak berlebih-lebihan dan tidak juga merendah-rendahkan diri. Meyakini kalau sejatinya keputusan ta’aruf adalah sebuah ketetapan dari Allah SWT, bukan karena calon pasangan tertarik dengan kelebihan diri atau menghindari kekurangan diri kita.
Pada akhir ta’aruf tentu kita akan sampai memberi keputusan untuk melanjutkan proses ta’aruf ke jenjang pernikahan atau berhenti sampai disitu saja. Apapun keputusan yang diambil sampaikanlah dengan cara yang baik, tidak menyinggung, menyombongkan diri atau merendahkan orang lain.
Dan yang terakhir adalah kesediaan untuk saling menjaga rahasia masing-masing pihak. Saat ta’aruf berlansung tentu ada proses bertukar biodata, saling mengenal diri. Tentu masing-masing pihak mengetahui kelebihan maupun kekurangan calon pasangannya. Apapun hasil dari proses ta’aruf yang dijalani tetaplah untuk menjaga kerahasiaan saudara/ri kita.
Itulah beberapa hal penting seputar ta’aruf, beberapa hal penting seputar ta’aruf lainnya bisa di baca di beberapa judul tulisan berikut.
Download Form Biodata Taaruf Taaruf
Setelah mengetahui dan mempelajari panduan serta langkah-langkah ta’aruf diatas, anda bisa segera membuat biodata Ta’aruf. Tapi sebelumnya ada beberapa hal yang perlu anda ketahui tentang biodata ta’aruf, diantaranya adalah :
- Isilah biodata ta’aruf dengan penuh kejujuran dan apa adanya.
- Gunakanlah jika hanya sudah benar-benar memiliki kesiapan untuk menikah, artinya jangan salah gunakan untuk hal-hal lain seperti pacaran berkedok ta’aruf, dan lain sebagainya.
- Jika akan menitipkan biodata ini pada seseorang, pastikan tempat anda menitipkan biodata tersebut adalah orang yang anda yakini amanah dan bisa anda percaya.
- Hindari mengirim atau memberikan biodata taaruf pada biro jodoh online yang anda sendiri tidak begitu mengenal kredibilitasnya.
Kurang lebih itulah beberapa hal yang perlu diketahui terkait biodata ta’aruf, jika anda sudah memahaminya dan sudah memiliki kesiapan diri untuk menikah silakan download form biodata ta’aruf pada link di bawah ini.
>> DOWNLOAD FORM BIODATA TA’ARUF <<
Perbedaan Ta’aruf dengan Pacaran
8 Hal Penting yang Mesti Diketahui Dalam Ta’aruf
Ta’aruf Dulu, Baru Menikah Kemudian dan Jangan Sampai Pacaran