Oleh : Nanda Ismana Putra. Trainer AkuntansiUKM
Kita lihat pada piramida diatas, terdapat 4 tingkatan.. Dimana semakin keatas semakin mengerucut yang menandakan semakin sedikit pemain disana. Klasifikasi diatas berdasarkan UU no 20/2008 tentang UMKM..
Rekan2 disini pasti ingin usahanya naik kelas. Agar bertambah kebermanfaatan, sekarang coba cek, berada dimanakah posisi usaha rekan-rekan? Boleh dijawab didalam hati. Jika rekan-rekan bisa menjawab saya senang sekali, ini menandakan rekan2 telah melakukan salah satu aktifitas manajemen keuangan, yaitu mencatat transaksi yang ada.
Dan mungkin disini pun msh ada yg bingung, krn tidak tau brp omsetnya, berapa harta nya. Jika benar begini, yuk kita tobat, dan mulai melakukan manajemen keuangan yang baik ??
Baik, lanjut masuk ke materi. Mengelola keuangan usaha sedikit berbeda dengan mengelola keuangan pribadi. Salah satu kunci sukses dari usaha adalah pengelolaan uang. Kunci yang utamanya meningkatkan sales. Pengelolaan keuangan dalam usaha berfungsi untuk kita, agar tidak mengeluarkan banyak uang, namun tetap dapat mencukupi setiap kebutuhan.
Manajemen keuangan adalah salah satu alat untuk menjaga aliran uang masuk dan keluar tetap mengalir dengan baik. Meskipun rekan2 telah berhasil menjual banyak barang dengan Quantity yang besar, namu apabila manajemen keuangannya krg baik bukan tidak mungkin akan terjadi kegagalan dalam bisnis.
Untuk mengatur omset rekan2, berikut beberapa langkah yang bisa rekan2 ambil sebagai kontrol bisnis. Ada 6 hal yang ingin saya share.
1. Pisahkan antara uang pribadi/keluarga dengan uang usaha
Ini adalah hal yang paling utama untuk diperhatikan. Banyak pelaku usaha yang lalai terkait poin 1 ini. Dengan lalainya terkait poin 1 ini banyak usaha yang tercampur dengan uang pribadi
Apa saja sih kerugiannya jika tercampur? Diantaranya,
- Tidak bisa mengukur pertumbuhan bisnis
- Tidak tau bisnis sedang untung atau rugi
- Perilaku menjadi konsumtif karena memegang uang banyak yang padahal itu modal bisnis
Dan semua itu akan berakhir pada sebuah penyesalan. Hanya bisa melihat yang lain tumbuh. Namun kita tetap berkutat di posisi yang sama. Mulai detik ini segera pisahkan uang bisnis dan uang pribadi ya ??
2. Tentukan persentase dalam penggunaan keuangan usaha
Setelah berhasil memisahkan kotak bisnis dan kotak pribadi.. Selanjutnya rekan2 harus menentukan persentase dalam penggunaan uang. Tentukan berapa persen yang akan digunakan untuk operasional usaha, berapa persen untuk pengembangan usaha, sedekah dll.
Ini sangat perlu dilakukan di awal, agar omset rekan2 mengalir sesuai pos2nya yang telah ditentukan. Sehingga di akhir tahun insyaaAllah akan happy ending melihat laba yang sudah ditargetkan tidak tergerus dengan biaya yang tak seharusnya terjadi. Jangan lupa alokasikan juga pengeluaran juga untuk gaji rekan2 ya. Jika nantinya terpaksa meminjam uang usaha, jangan lupa dicatat dan dikembalikan.
3. Buatlah Laporan Keuangan/Pembukuan Atas Usaha
Ini hal yang paling saya sukai. Karena dari effort membuat laporan keuangan ini akan banyak manfaat yg didapat. Salah satunya bisa menjawab pertanyaan saya diawal tadi. Sedang diposisi mana bisnis anda. Usaha tidak cukup hanya dengan ingatan saja. Semakin bertumbuhnya bisnis semakin banyak yang harus diurus. Pastinya tanpa pencatatan yang baik kita akan lupa atas transaksi2 yg sudah menggunung.
Ada 3 laporan yang setidaknya dimiliki oleh para pengusaha.
- Laba rugi
- Neraca
- Arus kas
Kalo belum sanggup untuk poin 1 dan 2 bisa hanya mengguankan poin 3 terlebih dahulu.
Laba rugi berfungsi untuk melihat kinerja bisnis kita, apakah target sales tercapai, semakin meningkat atau menurun, apakah biaya kita sudah wajar atau jangan2 banyak pemborosan dan masih banyak lagi
Neraca berfungsi untuk mengetahui posisi usaha kita, berapa harta kita, berapa hutang kita, berapa modal kita. Apakah harta yang kita miliki dominan dari berhutang atau dari modal.
Arus kas berfungsi untuk mengetahui dari mana saja uang masuk ke usaha kita, apakah dari penjualan, pinjaman, dll. Kemana saja uang yang kita punya kita belanjakan, apakah untuk membeli persediaan, membayar gaji, investasi dll.
Dengan pembukuan yang rapi, akan mudah untuk mengevaluasi usaha kita. Jika bisa untuk mengajukan permodalan usaha ke investor. Dengan adanya laporan keuangan kita bisa mewaspadai biaya yang seharusnya tidak terjadi.
“Waspadalah terhadap biaya kecil. Sebuah kebocoran kecil bisa menenggelamkan kapal yang besar”
(Benjamin Franklin)
4. Lakukan Kontrol arus kas usaha
Dengan lancarnya arus kas usaha maka insyaallah bisnis rekan2 akan berjalan dengan baik. Karena tidak ada bisnis yang bangkrut karn rugi, bisnis bangkrut karena tidak adanya uang alias arus kas terhenti. Secara berkala cek uang yang ada dengan catatan. Pastikan tidak ada selisih.
Terdapat 2 celah untuk terjadinya kejahatan, yang pertama uang kas dan yang kedua persediaan.
5. Hindari Berhutang Untuk Usaha
Sebisa mungkin kurangi resiko dari hutang usaha. Mengembangkan usaha dengan cara berhutang, memang diperbolehkan. Namun tetaplah waspada. Tambahan cicilan hutang plus bunga (na’udzubillah) disaat usaha kita yang tidak menentu hanya akan menambah beban usaha kita, sehingga laju bisnis kita terasa berat, karena laba yang seharusnya ada tergerus dengan cicilan2.
Tunda kesenangan kecil demi kesenangan yang lebih besar dimasa yang akan datang ?. Sisihkan omset untuk menabung di modal usaha. Atau bisa juga dengan mencari investor.
6. Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha
Rekan-rekan boleh saja menikmati hasil dari laba keuntungan yang didapat. Tapi jangan lupa sisihkan untuk investasi diusaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang menguntungkan.
QnA 1
Q : Langkah 1 yg paling penting, memisahkan uang usaha dg pribadi. Saya msh blm bisa. Kalau dari catatan keuangan apakah cukup? Apa perlu ada rekening terpisah, dompet terpisah?
A : Sama sama bu, terimakasih atas pertanyaannya. Baik akan saya coba saya jawab dengan ilmu dan pengalaman yang saya punya ya bu.
Sebetulnya dengan catatan saja belum cukup, karena kita gak selalu tiap detik melihat catatan, yg kita tau uang yg kita pegang masih ada, yaudah dipake trus, ternyata saat cek catatan uang pribadi kita sudah habis tersisa uang bisnis, lalu kita pinjam uang bisnis kita untuk kebutuhan, hal ini dpt menyebabkan inefisiensi bu, apalagi kalo melihat DISKON besar2an.
Wallahua’lam.
QnA 2
Q : Salamun’alaik pak, pertanyaan saya :
- Ini persentasenya (persentase dalam penggunaan keuangan) bisa di jabarkan masing2 berapa persen? ?? soalnya sy msih sangat awam ttg ilmu keuangan ?✌?
- Bisa diberikan contoh data laporan keuangan/pembukuan yang baik dan sehat? Laba rugi, neraca, dan arus kas
A : Wa’alaikum salam mba. Terimakasih atas pertanyaannya.
- Untuk hal ini ndak ada patokan sebenarnya mba, kalo saya pribadi membagi sepertiga.. Dari laba yang didapat saya membagi menjadi 3, bagian pertama untuk modal usaha, bagian kedua untuk nafkah, bagian ketiga untuk fissabilillah.
- Contoh pembukuan yang baik diawali dari pencatatan yang rapi (tidak ada satu transaksi pun yang terlewat, bahkan uang 500 rupiah pun harus dicatat)
Laba rugi secara garis besar itu baik jika porsi biaya menurun, penjualan meningkat, target laba tercapai.
Neraca secara garis besar baik itu, tidak ada penumpukan barang di persediaan jg tidak mnumpuknya hutang juga piutang, pastikan persediaan terus bergerak dan piutang tertagih.
Arus kas secara garis besar dikatakan sehat, apabila uang masuk dari penjualan bisa menutupi semua biaya yng keluar, jd bukan menggunakan modal ya mba, kalo terus menggerus modal berarti uang masuknya ga sanggup membiayai uang keluarnya.
Wallahua’lam
QnA 3
Q : Terimakasih pak atas ilmunya. Saya mau tanya terkait profit soalnya baru belajar mengelola ini ^^
Misalnya kasusnya
- Sudah Ada investor
- Sudah ada pembukuan bulanan sehingga bisa dicek uang keluar/masuk dan profit.
- Pembagian profit telah disepakati /tahun dengan prosentase yg telah disepakati di awal. 50% menjadi investasi modal 50% dibagi (ada pembagian prosentasenya lagi)
Pertanyaannya:
- Uang profit yang ada ini sebaiknya dipisahkan (sampai bagi hasil) atau boleh dipergunakan untuk perputaran modal?
(Maksudnya di endapkan s.d 1th supaya jelas terlihat/ boleh dipergunakan). Dengan asumsi: investor menyerahkan management full kepada pengelola. - Titik tolak ukur apa yang kita lihat di arus kas untuk meningkatkan omzet. Kan di arus kas ada banyak variabel pak, poin penting apa nih kira2 yg harus kita lirik dan kita cermati.
- Kan dalam usaha itu ada aset fisik dan non fisik (hhe saya bahasakan sendiri). Aset kan juga masuk pencatatan pembukuan ya pak. Kalau komputer, lemari, dsb kan bisa dinilai/dihargai ya pak atau tercatat perangkatnya. Nah kalau pertumbuhan usaha gimana nilainya ya pak? (Maaf saya masih awam).
A : MasyaaAllah ini pertanyaan yang bagus.
- Untuk bagi hasil mba menggunakan laporan laba rugi, dimana didalamnya terdapat komponen sbb : SALES – HPP – BIAYA = Profit. Laporan laba rugi berbeda dengan arus kas. Boleh2 saja mba menggunakan uang yang ada di kas, namun harus dapat dipastikan bahwa uangnya akan ada ketika akan dibayarkan. Jika nnti pada waktunya tiba ternyata uang dikas tidak ada maka jadilah hutang. Jd sebaiknya untuk menjaga agar nnti disaat akan dibayarkan uangnya ada setiap bulan dicadangkan uang, mba harus punya batas minimal uang tunai setiap bulannya.
- Untuk meningkatkan omset sebetulnya mba bisa melihat dari laporan laba rugi dan neraca, Contoh: dilaporan neraca ada akun persediaan, bagaimana cara meningkatkan omset? Pastikan persediaan yang mba beli adalah barang fast moving atau laku keras, mgkn dgn menggunakan analisa dilapangan, habiskan peesediaan mba maka akan tercipta omset yang gila2an.
- Baik mba, untuk pertumbuhan usaha sebetulnya ada perhitungannya, namun secara sederhana mba bisa lihat dari pertumbuhan sales dan laba mba, juga aset yang mba miliki dibandingkan dari periode sebelumnya.
Wallahua’lam