Kisah Ummu Syuraik

Kali ini kita akan menelusuri kisah seorang da’i wanita cerdas yang memikul amanah dakwah di hati. Ia pergi menjauhi dunia untuk menyeru umat manusia menuju peribadatan kepada Rabb langit dan bumi, hingga Allah membuka banyak hati manusia dan menjadikannya sebab banyaknya orang masuk Islam.

Ia adalah Ummu Syuraik. Namanya Ghaziyah binti Jabir bin Hakim. Kisah yang bisa di abadikan hanya penggalan singkat tentang kehidupannya, namun di dalamnya terdapat keagungan dan keabadian.

Usia seseorang tidak dihitung berdasarkan hari-hari yang dilalui, tapi berdasarkan amal perbuatan yang ia lakukan. Betapa banyak orang berumur panjang, namun minim bekal. Sebaliknya, tidak sedikit yang berumur pendek namun banyak memiliki bekal. Kadang ada yang hidup hingga 100 tahun, namun Allah tidak memberikan hidayah kepada seorang pun melalui usahanya. Sebaliknya, kadang ada orang yang hidup dalam hitungan beberapa tahun saja, namun ia memikul amanat agama Islam di hati. Inilah yang dialami oleh Ummu Syuraik, sosok yang memiliki umur dan dakwah penuh berkah.

Islam masuk ke dalam hati Ummu Syuraik saat ia di Mekkah. Begitu iman bersemayam kuat di dalam hati, ia langsung memahami kewajiban yang harus ia lakukan terhadap agama ini hingga ia curahkan seluruh waktu dan tenaga untuk menyebarkan dakwah tauhid, menjunjung tinggi kalimat Allah, mengangkat panji “la ilaha illallah Muhammadur rasulullah”

Ummu Syuraik mulai aktif berdakwah, menemui kaum wanita Quraisy secara sembunyi-sembunyi. Ia mengajak dan mendorong mereka mencintai Islam tanpa lelah ataupun jemu. Ia sadar betul banyak pengorbanan, duka derita, gangguan, dan ujian yang tengah menanti, baik dalam jiwa maupun harta benda.

Sebab, iman bukan kata-kata lisan semata. Tapi iman adalah hakikat yang memiliki banyak taklif, amanat yang memiliki beban, dan jihad yang memerlukan kesabaran. Dan karena ketulusan iman Ummu Syuraik menjadi sebab banyaknya kaum musyrikin masuk Islam. Tidak lama beselang takdir Allah menghendaki masa ujian dan cobaan mulai berlaku.

Ibnu Abbas menuturkan, “Islam merasuk ke dalam hati Ummu Syuraik saat ia di Mekkah. Ia pun masuk Islam. Ia menemui kaum wanita Quraisy secara sembunyi-sembunyi, mengajak dan mendorong mereka untuk mencintai Islam. Sepak terjangnya ini kemudian diketahui para penduduk Mekkah. Mereka pun menangkapnya dan berkata kepadanya, ‘Andai bukan karena kaummu, tentu kami sudah menghabisimu. Kami akan mengembalikanmu pada kaummu.’

Ummu Syuraik menuturkan, ‘Mereka membawaku di atas sebuah unta tanpa pelana atau apapun. Setelah itu, mereka membiarkanku selama tiga hari tanpa makan tanpa minum. Mereka kemudian singgah di sebuah tempat.
Saat istirahat, mereka menjemurku di bawah terik matahari sementara mereka berteduh. Mereka tidak memberiku makan ataupun minum, hingga mereka meninggalkanku. Saat dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang dingin menimpaku. Setelah itu, benda tersebut kembali lagi lalu aku raih. Rupanya segayung air. Aku meminumnya sedikit setelah itu gayung itu terangkat. Setelah itu gayung kembali turun, aku meraihnya lalu meminum sedikit, setelah itu gayung terangkat. Setelah turun lagi. Itu terjadi berulang kali hingga aku puas. Setelah itu, aku tuangkan air ke tubuh dan bajuku.

Saat mereka bangun, mereka melihat ada bekas-bekas air dan melihatku berpenampilan baik. Mereka berkata kepadaku, ‘Kau lepaskan ikatanmu, kau mengambil air minum kami lalu kau minum?’ ‘Demi Allah, aku tidak melakukan itu. Yang terjadi seperti ini dan itu, ‘sahutku.
‘Kalau kata-katamu benar, berarti agamamu lebih baik dari agama kami,’ kata mereka. Mereka kemudian mengecek air minum mereka. Ternyata persediaan air minum mereka tetap sedia kala, tidak kurang sedikitpun. Mereka kemudian membiarkan Ummu Syuraik. Saat itu juga mereka masuk Islam.

Seperti itulah karamah yang Allah berikan kepada para wali-Nya yang jujur. Ummu Syuraik menjadi perumpamaan paling menawan dalam dakwah menuju Allah; keteguhan di atas iman dan akidah, sabar, ridha, dan mengharap pahala demi kesuksesan dakwah. Sama sekali tidak pernah terlintas di benaknya untuk bersikap lunak ataupun lemah demi mendapatkan sesuatu untuk menyelamatkan diri dari kematian.

Hasilnya, Allah memberikan kemuliaan luar biasa padanya. Allah membuatnya bahagia melalui keislaman kaumnya, sehingga mereka semua berada dalam timbangan amal baiknya pada hari Kiamat kelak.

Sebab, Nabi pernah menyampaikan, “Siapa menyeru menuju petunjuk, ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan siapa menyeru menuju kesesatan, ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.’

Nabi bersabda, “Demi Allah, sekiranya Allah memberikan petunjuk pada satu orang melalui usahamu, itu lebih baik bagimu dari unta merah’.”

Itulah kisah indah Ummu Syuraik, semoga menjadi inspirasi kehidupan bagi setiap muslimah.

Sumber Inspirasi : Buku 35 Sirah Shahabiyah


Posted

in

by

Tags: