Jika ada 1001 masalah terkait anak yang dihadapi para ibu, bisa dipastikan salah satunya adalah menghadapi anak susah makan. Ada anak yang pilih-pilih makanan (picky eater), ada yang berdalih tidak lapar atau masih kenyang, ada yang tidak suka makanannya, dan banyak lagi yang lain. Terbayang bukan, sudah capek-capek semangat 45 memasakkan makanan A, ternyata si anak minta makanan B atau tidak mau makan sama sekali. Kalau sudah begini biasanya ibu akan sedikit panik, khawatir si kecil terganggu kesehatannya. Lalu apa saja yang bisa dilakukan?
Sejumlah ibu yang kreatif melakukan beragam cara untuk menghadapi persoalan ini, antara lain :
-
Memvariasikan Menu Makanan
Terkadang kita sebagai orang dewasa jenuh menghadapi masakan yang sama. Sayur asem lagi, lauk tempe lagi. Hal ini berlaku juga pada anak-anak yang bisa jadi kadar jenuhnya lebih banyak. Untuk hal ini, kita bisa memvariasikan bahan makanan menjadi beberapa jenis masakan berbeda. Misalnya saja, tempe yang biasanya hanya digoreng, kali ini dimasak menjadi steak, sate tempe, perkedel tempe, sayur santan tempe, dan lain-lain. Telur yang biasanya diceplok atau dadar, bisa disemur, balado, opor, pindang, dan sebagainya. Sepiring nasi, telur kocok lalu diorak arik dengan sejumlah bumbu dan ditabur keju, lalu dipanggang, dapat menjadi hidangan yang istimewa. Padahal resepnya sangat sederhana, lho. So, jangan ragu untuk cari terus ide mengolah bahan makanan. Browsing saja, jutaan resep bertaburan! Sambil bereksperimen, siapa tahu dapat masakan yang akan segera menjadi kesukaan keluarga ?
-
Membuat Bentuk Makanan Yang Lucu-lucu
Suatu ketika seorang anak enggan makan nasi yang terhidang di piring. Tapi begitu dibentuk menjadi bintang, bunga, muka kelinci dan sebagainya, dia menjadi tertarik dan lahap sekali. Hmm.. rupanya bentuk yang unik cukup bisa membangkitkan selera makan Ananda. Jadi PR kita adalah mencari alat-alat bento yang biasanya berbentuk macam-macam. Pasti menarik sekali ya jika sayur sop berisi wortel berbentuk bunga, kentang berbentuk bintang, atau sosis seperti kembang.
-
Mengganti Makanan dengan Asupan Lain
Jika anak tak mempan dengan 1 bahan makanan, kita bisa mencari varian bahan lain yang mengandung nutrisi sejenis. Misalnya anak tak mau makan nasi, bisa kita ganti dengan kroket kentang. Jika ia tak mau makan sayur, dapat kita akali dengan membuatkannya jus sayuran buah. Namun tetap perlu diingat bahwa sebaiknya kita tidak terlalu sering menghaluskan buah atau sayuran dengan blender. Hal ini mengingat kandungan nutrisi sayur/buah menjadi berubah saat diblender ketimbang dikunyah. Ohya, susu bukan makanan utama ya, Bunda. Jadi jangan pernah mengganti kedudukan nasi, sayur dan lauk-pauknya dengan susu dan susu. Jika kita ingin memberi susu, pastikan anak sudah makan terlebih dahulu agar ia tak kekenyangan minum hingga tak tertarik makan apapun.
-
Membiarkan Anak Lapar
Yang ini bagiannya si ibu raja tega. Saking sudah kehabisan akal untuk menyuruh anak makan (dan juga untuk alasan tak selalu menuruti kehendak anak), beberapa ibu memilih membiarkan anak mereka kelaparan sendiri. Para ibu ini hanya menyiapkan makanan di meja, dan jika anak mau makan dipersilakan mengambilnya. Jika tak mau, maka akan dibiarkan. Hal ini diyakini mampu membentuk anak mampu mengenali rasa lapar mereka. Well, trik satu ini boleh jadi efektif pada orang-orang tertentu, mengingat tentu saja kita perlu mempertimbangkan resiko jika anak tak mengisi perutnya. Cek kondisi anak terlebih dahulu, jangan sampai anak pingsan dan sakit hanya karena kita ingin menegurnya dengan cara ini.
-
Berkonsultasi pada Ahli
Menemui dokter spesialis anak atau ahli gizi adalah pilihan yang bijak, karena dengan kapasitasnya mereka dapat memberikan saran dan langkah terbaik untuk dilakukan. Biasanya anak dapat diukur kadar kecukupan gizinya dengan parameter tertentu. Temuan lain juga bisa mengungkapkan jawaban mengapa anak tidak mau makan (makanan tertentu). Sebut saja indikasi alergi, trauma pada makanan/cara makan, penyakit seputar mulut atau organ pencernaan dan sebagainya. Dengan bantuan ahli, kita dapat memotret masalah lebih dalam beserta solusinya.
-
Berbagi dengan Teman Sesama Ibu
Jika kita punya teman dekat atau bergabung dengan sekelompok ibu, berbagilah. Mendengarkan pengalaman serta bertukar pikiran serta masukan, bisa jadi memberikan pencerahan tersendiri untuk kita yang suntuk menghadapi prilaku tak mau makan Ananda. Pengalaman yang berbeda-beda -meski tak semuanya dapat diterapkan- juga dapat memperkaya ruang ide kita. Minimal kita tak merasa sendirian atau menjadi ibu paling malang sedunia 😀
-
Mengevaluasi Pola Makan Diri Sendiri
Poin yang satu ini rasanya tak bisa dielakkan, ya. Biasanya, anak yang doyan sayuran, memiliki orangtua yang gemar makan sayuran pula. Anak-anak yang pemilih, biasanya melihat ayah-ibunya juga pilih-pilih soal makanan. Meski ini tak 100% pasti, namun sejumlah ahli meyakini bahwa anak memodel pola makan orangtua mereka. Jadi jangan buru-buru kesal dan menyalahkan anak ketika mereka menolak sayuran mentah-mentah, ketika kita sendiri pun jarang memakan sayuran. Keteladanan ternyata juga berlaku di piring makan kita ?
***
Bagaimana, sudah terbayang solusinya? Yuk lakukan action segera. Mulailah dari hal yang paling sederhana dan paling mudah untuk dilakukan. Insyaa Allah, drama perang dengan makanan akan segera berakhir seiring cinta ibu yang selalu membersamai proses makan keluarga tersayang. Semangat ya!
—
gambar : https://www.bedwettingandaccidents.com/single-post/2015/03/15/Best-Tips-Ever-for-Constipated-Picky-Eaters