7 Dampak Buruk Menikah Muda Jika Tanpa Persiapan

Menikah di usia muda itu seru, beberapa tulisan kami di elmina-id.com ini memotivasi sahabat agar menikah di usia muda. Sungguh tak adil rasanya jika kami hanya mengabarkan yang manis-manisnya saja tanpa memberi tau tentang rasa pahitnya. Menikah di usia muda memang seru bagi sebagian orang khususnya mereka yang menikah dengan persiapan matang. Tetapi, bagi sebagian yang lain boleh jadi ini satu petaka besar. Sebab, memang pada realitanya tak sedikit juga rumah tangga mereka yang menikah di usia muda berujung dengan perceraian. Menikah beberapa bulan, bertengkar, saling kecewa, menyesali pernikahan lalu memilih bercerai.

Baca juga : Inilah 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Menikah Di Usia Muda

Pernikahan itu ibarat kita akan melakukan perjalanan panjang yang mungkin tidak akan kembali lagi. Tentu dibutuhkan banyak sekali bekal, kalau memaksakan tetap berjalan tanpa bekal atau bekalnya tidak cukup maka bersiap-siaplah untuk menyesal. Entah itu nyasar di perjalanan, kehabisan energi atau kembali pulang lagi.

Menikah muda bagus, tetapi jika persiapannya belum ada sebaik-baiknya pikir-pikir lagi sebelum memutuskan. Berikut adalah beberapa dampak buruk dari pernikahan di usia muda jika tanpa persiapan.

Kelelahan dalam menjalani kehidupan rumah tangga

Pernah melihat kehidupan rumah tangga yang aktivitasnya hanya pertengkaran ? Pagi bertengkar, siang bertengkar lagi dan malam juga. Jangankan anda yang mengalami, jika punya tetangga seperti itu  saja pasti akan lelah melihat dan mendengarnya. Kehidupan rumah tangga membutuhkan energi yang lebih untuk bersabar, memahami, mengalah, mengerti, dan memberikan yang terbaik bagi pasangan.

Jika tidak memiliki energi itu maka yang terjadi adalah mau menang sendiri, saling menyalahkan, selalu menuntut, tidak mau mengerti dan minta untuk diberikan yang terbaik oleh pasangan. Ditambah lagi dengan tidak adanya kejelasan visi dan keterampilan berkomunikasi. Jika ini yang terjadi tentu rumah tangga akan dipenuhi oleh perselisihan dan pertengkaran. Energi suami dan istri akan habis untuk bertengkar, tidak ada waktu untuk mengerjakan kebaikan dan hal produktif lainnya. Jika hal ini terus berlanjut tentu pasangan rumah tangga akan kelehan dalam menjalani pernikahannya. Puncak dari kelelahannya jika tak menemukan solusi tentu perceraian.

2. Setiap urusan selalu dicampuri orangtua atau pun mertua

Saat menikah di usia muda, namun orangtua anda belum sepenuhnya merestui karena menganggap anda belum siap untuk menikah. Mereka masih memandang anda sebagai anak kecil yang masih butuh didampingi, diawasi dan dididik. Sebab, adanya pola pikir seperti itu pada orangtua atau mertua akan membuat mereka akan selalu mencampuri urusan kehidupan rumah tangga anda. Kunci utamanya agar hal ini tidak terjadi adalah memastikan orangtua benar-benar ridho dan merestui pernikahan.

3. Menzhalimi anak-anak

Menikah di usia muda tetapi belum siap untuk menjadi ayah, belum siap untuk menjadi ibu tentu saat memiliki anak akhirnya akan repot sendiri. Orang-orang seperti inilah yang disebut kebetulan jadi orangtua, bukan orangtua betulan. Yang terjadi adalah saling lempar tanggung jawab untuk mengurus anak dengan pasangannya, saat marah anak menjadi pelampiasan kemarahannya. Tentu kita sudah sering melihat ada orangtua yang rela memukul atau mencubit anaknya, padahal si anak baru berumur di bawah 3 tahun.

Anak adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah Swt. Ia patut disyukuri dan tentunya juga dijaga. Anak tidak meminta bahkan tidak tau sama sekali dari siapa dia akan dilahirkan, jadi sungguh sangat menzhalimi ada orangtua yang tega memarahi dan menelantarkan anak-anaknya.

Terlebih juga ketika orangtua bercerai, rumah tangga berantakan lagi-lagi anak yang jadi korbannya, anak yang menelan pil pahitnya. So, berpikirlah berulang sebelum menikah muda, pastikan dalam diri benar-benar ada kesiapan untuk menjadi orangtua dengan segala tanggung jawab dan resikonya.

4. Merusak hubungan baik dua keluarga besar

Terkadang perselisihan antara pasangan suami istri memberi imbas buruk pada keluarga besarnya, terlebih lagi kalau orangtua ikut mencampuri urusan rumah tangganya. Saat perceraian terjadi biasanya masing-masing pihak merasa kalau dirinyalah yang paling dizhalimi. Mengadu pada orangtua dan menyalahkan pasangannya, dampak terburuk dari hal ini tentu merusak hubungan baik dua keluarga besar.

5. Meninggalkan Trauma akan pernikahan

Orang yang sudah pernah berumah tangga dan kehidupan rumah tangganya mengalami kegagalan biasanya akan meninggalkan luka dan trauma dalam dirinya. Dia menjadi susah untuk bangkit, memandang buruk pernikahan dan trauma untuk menikah kembali. Atau bahkan tak jarang juga yang sampai membenci lawan jenisnya, semisal wanita jadi membenci semua laki-laki karena menganggap semua laki-laki di dunia ini sama.

6. Meninggalkan trauma dalam diri anak-anak

Tidak hanya orangtua, trauma mendalam juga bisa dirasakan oleh anak-anaknya. Anak-anak dari keluarga yang rumah tangga orangtuanya mengalami kegagalan akan mengalami trauma dan ketidakpercayaan akan pernikahan. Selain itu, juga berpotensi menjadikan mereka anak nakal, susah diatur, hingga terjerumus pergaulan bebas.

7. Merusak kepercayaan masyarakat terhadap pernikahan di usia muda

Mau menikah muda ? Ah nggak usah.

Si A nikah muda cerai, si B nikah muda suaminya pergi ninggalin satu anak usia 3 tahun dan itu si C menikah muda dipukulin sama suaminya. Jika hal ini terus terjadi dalam masyarakat tentu masyarakat akan memandang kalau pernikahan di usia muda adalah hal yang buruk dan harus dihindari. Jika ada yang akan menikah lansung melarang atau menuding sudah hamil duluan.

Padahal bukan menikah di usia mudanya yang keliru, tetapi pernikahan tanpa bekal ilmu dan persiapanlah yang membuat segalanya menjadi berantakan.

Itulah 7 dampak buruk menikah di usia muda, perlu digaris bawahi kalau hal ini sebenarnya tidak hanya berlaku bagi mereka yang menikah di usia muda saja tetapi juga untuk mereka yang menikah di usia matang. Jika pernikahan di awali tanpa persiapan, tidak ada bekal ilmu dan juga tidak memiliki teladan dalam membangun rumah tangga. Maka berhati-hatilah sebab anda akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupan rumah tangga nanti. Banyak kasus perceraian terjadi bukan karena kesulitan tidak punya uang saja, tetapi karena tidak bisa memahami dan berkomunikasi dengan baik pada pasangan. Untuk itu, bagi sahabat semua sebelum melangkah ke jenjang pernikahan persiapkanlah diri sematang dan sebaik mungkin. Menikah dalam kondisi sempurna tentu mustahil, tetapi setidaknya ada bekal ilmu yang dimiliki untuk menakhlukkan berbagai tantangan dalam kehidupan rumah tangga.


Posted

in

by

Tags: