Bagi yang sabar menanti dalam ketaatan maka suami adalah anugerah dan hadiah terindah dari Allah Swt. Pangeran yang Allah kirim untuk menjadi teman yang menjaga, melindungi dan memberi ketenangan jiwa. Akan tetapi bagi sebagian yang lain boleh jadi suami adalah musibah baginya. Tidak ada kasih sayang yang diberi, tidak ada cinta kasih dan peduli. Tetapi semua berganti dengan rasa marah, hina dan cercaan. Ya, suamimu adalah manusia, dan setiap manusia tentu banyak tipe dan ragamnya. Pada bagian ini kita mengenali sejenak kira-kira suami anda termasuk tipe yang mana ? Atau bagi anda yang belum menikah semoga ini menjadi satu ilmu berharga saat menjalani kehidupan rumah tangga kelak.
Sedikitnya ada 11 tipe suami, yang ini berdasarkan pada dalil Al-qur’an dan Sunnah. Telah ditemukan oleh guru kita Ustadz Muhammad Thalib. Kami pun coba meramu ulang untuk disampaikan kepada sahabat pembaca semua.
Tipe Pertama : Penyantun dan Pengayom
Tipe suami yang pertama adalah penyantun dan pengayom. Contoh teladannya adalah Nabi Nuh As dan Nabi Luth As. Ini adalah dua nabi yang Allah uji dengan istri yang durhaka dan ingkar pada Allah Swt. Mereka juga khianat pada suaminya.
“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hama yang saleh di antara hamba-hamba kami ; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya) : ‘Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)’”
(Q.s.at-Tahrim : 10)
Ibnu Abbas menjelaskan, perbuatan khianat yang dilakukan oleh kedua istri nabi tersebut adalah tidak mengikuti agama dan perintah suaminya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya pada halaman 419 menyebutkan ucapan Ibnu ‘Abbas :
“Tidak seorang pun dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth berlaku serong, tetapi mereka berkhianat. Khianat yang mereka lakukan kepada suaminya adalah dalam urusan agama.”
Masih menurut keterangan Ibnu Abbas, istri Nabi Nuh As pernah mengatakan tentang suaminya dengan ucapan : “Nabi Nuh itu orang gila.” Apabila ada orang beriman kepada Nabi Nuh, istrinya dengan serta merta mengabarkan kepada orang kafir perihal tersebut. Adapun pengkhianatan istri Nabi luth yaitu pemberitahuannya kepada kaum homo seksual akan kedatangan tamu Nabi Luth yang diperintahkan suaminya untuk dirahasiakan. Ia memberi isyarat dengan menyalakan api bila ada tamu lelaki datang ke rumahnya pada malam hari; dan memberi isyarat dengan mengepulkan asap bila ada tamu pada siang hari. Isyarat ini dimaksudkan untuk memberi tahu kaum Nabi Luth yang gemar melakukan homo seks untuk datang ke rumahna.
Meskipun para istri kedua Nabi ini sangat durhaka pada suaminya, tetapi Nabi Nuh As dan Nabi Luth As tetap memperlakukannya secara baik, memberikan pengayoman kepada mereka. Pengayoman yang diberikan Nabi Nuh kepada keluarganya sangat besar, terutama anaknya. Bahkan ketika terjadi banjir yang menenggelamkan kaumnya, beliau memohon kepada Allah agar anaknya diselamatkan dari banjir atau bencana. Hal ini Allah firmankan dalam surah Hud ayat 42-43 :
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: ‘Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.’ Anaknya menjawab : ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah.’ Nuh berkata: ‘Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah, selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan : ‘Hai bumi telanlah airmu; dan hai langit (hujan), berhentilah; dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas Bukit Judi, dan dikatakan: ‘Binasalah orang-orang yang zalim.’”
Suami yang memiliki sikap penyantun dan pengayom akan selalu berusaha agar istrinya hidup dalam kecukupan dan tidak merasa khawatir menghadapi kesulitan dan ancaman hidup. Ia mau melakukan segala macam cara untuk memenuhi kebutuhan istrinya. Ia berjuang bagaimana untuk bisa menjaga dan melindungi istrinya. Tidak hanya memastikan kenyamanan dan ketenangan di dunia, namun juga memastikan kehidupan istrinya bahagia di akhirat kelak. Ia peduli dan perhatian pada istrinya, tak lelah untuk memotivasi melakukan kebaikan, tak lelah mengingatkan dengan cara yang baik-baik jika sang istri melakukan kekeliruan.
Rasulullah Saw adalah terbaik, beliau mencontohkan bagaimana semestinya menjadi seorang suami dan memperlakukan istri. Beliau selalu berlemah lembut terhadap istrinya. Beliau juga mencela lelaki yang berbuat buruk terhadap istrinya lewat sabdanya :
“Tidakkah seseorang di antara kamu merasa malu memukul istrinya sebagaimana memukul seorang hamba sahaya? Ia memukulnya pada awal siang dan menggaulinya pada akhir siang”
(HR.Asy-Syaikhany dan Tirmidzi)
Suami dengan tipe penyantun dan pengayom akan selalu bersabar terhadap istrinya. Ia paham kalau wanita itu membutuhkan kesabaran untuk menghadapinya.
Tipe kedua : Berwibawa dan Pemurah
Dari Aisyah, ujarnya : “Sebelas orang wanita berkumpul, lalu mereka berjanji untuk tidak menyembunyikan perihal suami mereka sedikit pun..(Wanita kesembilan bercerita) : “Suamiku (laksana bangunan), tiangnya tinggi, pedangnya panjang, abu dapurnya banyak, dan rumahnya dekat dengan gedung musyawarah…’”(H.r.Tirmidzi)
Bangunan yang tinggi tiangnya adalah kiasan orang arab untuk orang-orang yang terbuka tangannya memberi bantuan apa saja kepada orang lain yang membutuhkan. Rumah yang udaranya tinggi akan memudahkan angin masuk. Dari dalam rumah orang bisa melihat keluar dan orang luar pun mudah melihat bangunan tersebut. Rumah yang tinggi dan megah menggambarkan penghuninya kaya dan berharta berlimpah. Bagi orang Arab seseorang yang rumahnya dibangun sedemikian rupa sehingga terlihat kemegahannya menunjukkan bahwa ia mempunya sifat sangat terbuka terhadap keluhan orang lain yang meminta tolong kepadanya. Kalau orang luar diperlakukan dengan penuh keramahan dan kedermawanan, sudah tentu keluarganya pun dipenuhi dengan kelimpahan kekayaan dan materi.
Perumpamaan yang kedua yakni orang yang memiliki pedang yang panjang. Ini adalah gambaran dari sifat seseorang yang memiliki ketangkasan, keberanian, dan keteguhan menghadapi lawannya, selain kehormatan karena sifat keberaniannya mempertahankan haknya dari serangan orang lain. Orang yang digambarkan dengan sifat-sifat ini adalah orang yang memiliki sifat mulia, bertanggung jawab, dan suka melindungi orang-orang yang lemah. Seorang suami yang memiliki sifat semacam ini sudah tentu sangat menentramkan hati istri dan anaknya karena selalu siap memberikan pengayoman dan perlindungan dari bahaya dari mana pun datangnya.
Perumpamaan rumah yang banyak abu dapurnya yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat Arab adalah bahwa yang bersangkutan sangat suka menjamu tamu sehingga dapurnya selalu menyala. Pada zaman itu orang Arab memasak dengan kayu bakar, karena dapurnya terus menerus mengepul, kayu yang dibakar semakin banyak sehingga abunya pun menjadi banyak. Hal ini berbeda dengan perumpamaan dalam bahasa Indonesia; kata “abu” bukan menggambarkan kedermawanan, melainkan keadaan yang kotor.
Inilah tipe suami yang kedua, memiliki kewibawaan yang baik sehingga ia dihormati dan disegani oleh banyak orang. Ditambah lagi dengan pemurah dalam memberikan bantuan kepada seseorang yang membutuhkan. Tentang keutamaan orang yang dermawan Rasulullah Saw bersabda :
“Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka; sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka; orang jahil (kurang tekun beribadah) tetapi dermawan, lebih disukai oleh Allah daripada orang yang tekun beribadah tetapi kikir”
(H.r.Tirmidzi)
Memiliki suami dengan tipe berwibawa dan dermawan tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seorang istri. Istri yang hidup bersama dengan suami yang pemurah dan berwibawa tidak akan pernah merasakan sentuhan penderitaan hidup. Suami selalu ada dan mampu memberi solusi setiap dirinya mengalami permasalahan.
Tipe ketiga : Pemurah kepada istri
Suami dengan tipe pemurah kepada istri adalah memberikan segala hal yang diminta oleh istrinya, bahkan memberikan yang tidak diminta oleh sang istri. Suami yang pemurah pada istri tentu sangat menyenangkan bagi sebagian istri, namun hal ini tidak baik dalam pembentukan akhlak dalam diri istrinya. Sebab, suami tipe ini terlalu menurutkan segala keinginan istrinya tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut dibutuhkan atau tidak oleh sang istri. Dampak buruknya berpotensi menyebabkan istri menjadi manja.
Namun, jika suami anda termasuk dalam tipe ini bersyukurlah karena dia sebenarnya sangat mencintai anda. Sehingga untuk membuktikan kalau dirinya mencintai anda dia mau memberikan segalanya. Tetapi anda juga perlu beritahu kalau ada hal-hal yang memang anda butuhkan, namun ada juga beberapa hal yang tidak terlalu dibutuhkan sehingga akan menjadi mubazir jika tetap dibeli.
Suami yang pemurah biasanya tidak akan membiarkan istrinya bekerja bahkan bekerja di rumah sekalipun. Sehingga segala pekerjaan rumah diurus oleh pembantu. Suami hanya menginginkan istri fokus untuk menjaga anak-anaknya dan juga melayaninya.
Tipe keempat : Ksatria di luar, pemalu kepada istri
“….Wanita kelimah berkata: ‘Suamiku jika berada di dalam rumah pemalu lagi suka tiduran. Jika ia berada di luar rumah, ia bagaikan singa. Ia tidak pernah menanyakan miliknya yang telah habis digunakan…’”
(H.r.Tirmidzi)
Ini adalah salah satu tipe suami idaman. Di luar ia berani, bersifat ksatria adalah sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada keluarga. Ia berani melakukan apa saja (selama itu halal) untuk memberi nafkah keluarganya. Ia memiliki sifat pantang menyerah, pantang lelah berjuang bahkan sampai berani mempertaruhkan jiwanya.
Di luar rumah ia garang dan sangar, tetapi di dalam rumah ia selalu menunjukkan sikap lunak dan santai. Ia berlaku lemah lembut kepada istri dan anaknya. Nafkah yang dicarinya diberikan kepada keluarganya dengan penuh keikhlasan, ia tidak pernah mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan pada istrinya.
Istri yang Allah anugerahkan suami tipe ini merasa dirinya terbentengi dari segala macam gangguan terhadap dirinya, karena keperkasaan suaminya menjadikan orang segan untuk mengganggunya. Hal ini menjadikan istri dihargai dan dihormati oleh orang-orang di sekitarnya. Istri bagaikan ratu di rumah, karena suami memberi kemerdekaan untuk mengelola harta kekayaannya. Oleh karena itu, ia benar-benar dituntut menjadi dewasa dan bertanggung jawab sebagai ibu rumah tangga dalam mengurus harta suaminya. Ustadz Muhammad Thalib menyebut laki-laki dengan tipe keempat ini memiliki 4 sifat :
- Pekerja keras dalam memenuhi kebutuhan keluarga
- Ksatria menghadapi segala macam rintangan di tengah pergaulan;
- Sangat bermurah hati kepada istrinya sehingga harta yang dihabiskan oleh istrinya tidak pernah menjadikannya marah
- Sangat santai ketika berada di tengah keluarganya.
Tipe kelima : Lemah lembut
“…Wanita kedelaman berkata : ‘Suamiku sentuhannya lembut bagaikan sentuhan kelinci, dan badannya harum seharum bunga mewangi…’”
(H.r.Tirmidzi)
Suami dengan tipe seperti ini selalu menjaga hati istrinya, ia tidak pernah kasar pada istrinya, selalu berlemah lembut baik dalam sikap maupun tutur kata. Ia menjadi pendengar yang baik bagi istrinya, ia mudah pengertian pada istrinya, ia menghargai setiap jerih payah yang dilakukan sang istri. Ia berusaha untuk selalu membahagiakan istrinya, meskipun itu tidak dengan materi. Kepada orang lain pun ia selalu bersikap baik dan lemah lembut. Tidak pernah menyakiti hati orang lain. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat pun ia dikenal dengan laki-laki yang baik sikap lemah lembut tutur katanya. Istri yang mendapatkan suami semacam ini mungkin saja tidak mewah oleh harta dan materi, tetapi ia akan merasakan ketenangan dan kenyamanan. Suami dengan tipe ini memiliki kekurangan seperti tidak terlalu berani menghadapi berbagai resiko sebagaimana suami tipe ksatria. Untuk itu istri mestinya bisa hidup sederhana dan menyesusaikan antara pemasukan dengan pengeluaran agar tidak terjadi goncangan dalam kehidupan keluarganya.
Tipe keenam : Dermawan
“…Wanita yang kesepuluh berkata: ‘Suamiku bernama Malik. Siapakah Malik itu ? Ia seorang yang lebih baik daripada yang dapat saya ceritakan disini. Ia mempunyai unta yang banyak di kandang-kandang, tetapi sedikit di tempat pengembalaannya. Unta –unta itu bila mendengar musik ditabuh yakin bahwa ia akan disembelih (untuk jamuan tamu)…’”
(H.r.Tirmidzi)
Memiliki unta banyak adalah sebuah kiasan bangsa arab bagi orang yang kaya dan dermawan. Orang seperti ini selalu menyediakan untanya sebagai hidangan persiapan untuk disuguhkan kepada tamunya kapan saja dan berapa pun banyaknya. Orang-orang seperti ini tidak hitung-hitungan dalam berderma. Seorang suami yang digambarkan suka menjamu tamu dengan menghidangkan daging-daging yang lezat dan tidak berkeberatan untuk menyembelih unta-unta piaraannya untuk menghormati tamu adalah suami yang sangat bermurah hati kepada keluarga dan siapa saja yang datang ke rumahnya. Sudah tentu kebutuhan istri dan anaknya sendiri lebih dipenuhi, karena orang lain yang jauh sekalipun juga dijamu dengan sepuas-puasnya. Ia tidak memperhitungkan berapa banyak harta yang harus ia dermakan untuk menghormati tamu, apalagi untuk kepentingan istri.
Suami yang memperlakukan istrinya dengan penuh kemurahan hati sebagaimana ia bermurah hati kepada tamunya dengan hidangan yang lezat adalah suami yang menempatkan istri dan anaknya dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Meskipun suami tipe ini memiliki banyak kebaikan, tetapi dari sisi lain jika tidak dibentengi oleh agama ia akan menjadi pribadi yang suka menghambur-hamburkan uangnya.
Tipe ketujuh : Egois
“..Wanita keenam berkata : ‘Suamiku bila makan, sangat rakus; bila minum tak tersisakan setetes pun; bila tidur, selimutnya digunakan sendiri. Tidak pernah tangannya meraba-raba di dalam pakain untuk mengetahui kesedihanku..”
(H.r.Tirmidzi)
Mendapat suami yang egois tentu menjadi ujian tersendiri bagi seorang wanita. Karena suami dengan tipe egois tak jarang memperlakukan istrinya seperti barang. Hanya untuk melampiaskan nafsu biologis, membantunya menyiapkan makan dan minum, membantunya menyiapkan pakaian. Ia jarang bahkan tak pernah memperlakukan istrinya dengan rasa cinta dan kasih sayang. Ia tidak pernah peduli ataupun mengerti dengan kesulitan dan kesusahan yang dirasakan istri. Bahkan ia tidak peduli apakah istrinya sedang sehat atau sakit, makan hari ini atau tidak, apa makanan kesukaan istrinya dan apa yang diinginkan istrinya.
Suami dengan tipe egois lebih mementingkan kebahagiaan pribadi dibanding keluarganya. Dia lebih mendahulukan hobinya dibanding keluarganya. Semisal ia memiliki hobi memancing maka ia lebih peduli dengan alat pancing yang mahal ketimbang istrinya, atau ia hobi memelihara burung maka ia lebih peduli dan sayang pada burung dibanding pada istrinya.
Istri yang mendapatkan suami seperti ini akan mengalami banyak tekanan, baik tekanan secara fisik maupun secara batin. Ia sulit menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Sebab, ia tidak pernah mendapat belaian kasih sayang dari suaminya, padahal fitrahnya setiap wanita membutuhkan ini. Istri juga akan terbebani oleh banyak pekerjaan, mulai dari mengurus rumah tangga, membantu mengurus hobi suaminya bahkan mencari nafkah. Yang juga merasakan keburukan dari suami tipe ini adalah anak-anaknya. Banyak suami dengan tipe seperti ini menelantarkan anak-anaknya, tidak peduli pada anaknya dan membiarkan anaknya tumbuh begitu saja tanpa sentuhan kasih sayangnya.
Jika sudah terlanjur menikah tentu hal yang bisa dilakukan oleh istri adalah bersabar, untuk yang belum menikah menjadi catatan penting untuk mengenali terlebih dahulu pasangan anda dengan sebaik-baiknya. Tau wataknya, tau karakternya dan tau juga bagaimaa riwayat keluarganya di masa lalu. Sebab, pembentukan watak dan karakternya tentu tidak terlepas dari bagaimana proses pengasuhannya.
Tipe kedelapan : Emosional
“…Wanita ketiga berkata : ‘Suamiku kurus, tinggi, tidak menarik. Bila saya katakan kekurangannya, saya diceraikannya. Bila saya berdiam diri, saya dibiarkannya terkatung-katung..”
(H.r.Tirmidzi)
Kurus, tinggi dan tidak menarik adalah penggambaran untuk seseorang yang emosional oleh bangsa arab. Suami dengan tipe emosional mudah marah pada istrinya, tak segan membentak dan mencerca istrinya. Bahkan dalam beberapa kasus ia merasa begitu ringan untuk memukul bahkan menendang istrinya. Suami dengan tipe emosional ini sangat sulit untuk dinasehati, sulit diberi pengertian, maunya menang sendiri dan merasa paling benar sendiri.
Suami dengan tipe seperti ini lebih sering menjadi sumber derita bagi istrinya. Istrinya selalu dalam keadaan tertekan, merasa was-was dan serba salah dalam bersikap. Suami dengan tipe seperti ini juga sangat sulit untuk ditebak, karena kapan saja dia bisa marah dan meledak-ledak pada istrinya.
Ketika anda dikaruniakan oleh Allah Swt dengan pasangan yang seperti ini banyak-banyaklah bersabar. Kuatkan mental dan tekad anda, membantu suami agar berubah menjadi lebih baik dan lebih banyak mengalah. Lagi-lagi untuk yang masih sendiri, agar bisa untuk sangat hati-hati dalam memilih pasangan. Jangan sampai nanti anda malah mendapatkan suami seperti ini dan akhirnya menyesal sepanjang usia.
Tipe kesembilan : Mau menang sendiri
“…Wanita kedua berkata : ‘Suamiku tidak berani saya ceritakan dengan terus terang keadaannya. Saya takut karena bisa menyebabkan saya diceraikan. Bila kuceritakan apa adanya, berarti aku telah menguak punggung dan pusarnya…” (HR.Tirmidzi)
Suami dengan ciri-ciri disebutkan dalam hadits di atas adalah suami dengan tipe mau menang sendiri. Suami dengan tipe ini cenderung mau menang sendiri dan merasa benar sendiri. Ia menganggap istrinya adalah orang yang bodoh, lemah akal, dan tidak melakukan apa-apa. Ia menganggap kalau istrinya tidak pernah tau apa yang dirasakan dan apa yang dibutuhkannya. Ia juga tidak mau mendengar masukan dan pendapat dari istrinya. Ia hanya menjadikan istrinya sebagai robot yang bergerak atau melakukan sesuatu sesuai dengan perintahnya.
Tipe kesepuluh : Pemeras
Tipe istri yang kesepuluh, tak kalah jelek juga adalah pemeras. Ia ingin mendapatkan untung yang sebesar-besarnya dari harta istrinya. Tidak pernah peduli kalau harta itu adalah hasil jerih payah maupun pemberian dari orangtua si istri. Suami dengan tipe ini meminta harta istri untuk kepentingannya sendiri. Ia meminta dengan cara penuh tipu muslihat atau pun dengan cara kekerasan. Mengancam istri, memukul sampai menyiksai istrinya jika tidak mau memberikan harta padanya.
Suami dengan tipe pemeras biasanya adalah seorang yang pemalas atau malah penganggur. Ia memiliki banyak keinginan dan kemauan akan tetapi ia malas bekerja. Sehingga satu cara yang selalu digunakannya adalah memeras harta istrinya atau memaksa istrinya agar bekerja.Jika Allah pertemukan anda dengan suami semacam ini selain do’a dan sabar anda perlu memberikan nasihat yang menyadarkan dengan cara yang baik-baik. Jika tak mampu sendiri libatkanlah keluarga atau orang terdekatnya untuk membantu menasihatinya. Dan, yang terakhir memang bukanlah solusi terbaik, tapi jika benar-benar tidak kuat menghadapinya dan hidup bersamanya anda boleh mengajukan cerai.
Tipe kesebelas : Kejam
“…Wanita ketujuh berkata : ‘Suamiku cepat lelah, bodoh, segala macam aib ada padanya. Ia lukai dirimu (jika kamu menjadi istrinya), ia patahkan anggota badany atau ia lakukan kedua-duanya kepadamu..”
(H.r.Tirmidzi)
Itulah gambaran yang ditujukan pada suami yang kejam. Suami dengan tipe ini sedikit bahkan tidak memiliki rasa belas kasihan dalam dirinya. Tanpa merasa bersalah sekalipun ia bisa dengan seenaknya menyiksa istri. Tanpa merasa ada penyesalan ia akan terus ulang melakukan penyiksaan itu berkali-kali. Suami dengan tipe ini menjadikan istri sebagai tempat pelampiasan amarahnya. Ia pukul istrinya, ia lukai bahkan dalam kasus yang berbahaya sampai membunuh istrinya sendiri.
Memiliki suami dengan tipe ini tentu akan memberikan dampak buruk bagi istri, anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Sikap seperti ini biasanya terbentuk akibat dari pola asuh yang salah, atau juga lingkungan tempat suami tinggal dan bertumbuh adalah lingkungan yang penuh dengan kekejaman. Banyak pendapat menyatakan juga suami dengan kekejaman yang tidak masuk akal juga mengalami gangguan kejiwaan. Jadi, tidak ada salahnya jika anda mencoba mengajak suami anda ke psikolog untuk berkonsultasi dan menemukan solusinya.
Itulah 11 tipe suami, sebagian ada yang dirindukan, diidamkan dan sebagian lainnya tentu juga ada yang ditakuti atau mungkin anda sampai berdo’a agar tidak Allah pertemukan dengan suami tipe seperti itu.
Bagi anda yang sudah menikah seperti apapun tipe suami anda tentu harus diterima dengan penuh keikhlasan. Jika itu adalah kebaikan, beri dia dukungan agar terus menjadi baik. Namun, jika dia memiliki sikap-sikap yang buruk rangkullah ia, ajak untuk berubah ke arah yang lebih baik. InsyaAllah dengan kebulatan tekad dan kuatnya kemauan, seburuk apapun diri kita, sikap kita dan masa lalu kita InsyaAllah bisa dirubah.Selama ada kemauan, InsyaAllah Allah hadirkan kemampuan. Allah yang membantu.