Berhijab syar’i bukan hanya perkara bagaimana tampil indah dimata, tidak juga melulu tentang cantik dilihat, apalagi hanya untuk mengejar modernisasi zaman. Akan tetapi berhijab syar’i adalah bagaimana bisa berpenampilan hanya untuk meraih ridhonya Allah SWT. Berpenampilan yang menjaga diri sendiri juga membantu menjaga laki-laki lain yang memandangnya.
Wanita adalah perhiasan, setiap lekuk tubuhnya adalah keindahan. Yang mana perhiasan dan keindahan bernilai dan berharga. Yang mana akan terjaga nilai dan harganya apabila ditutupi, diperlihatkan hanya untuk orang yang sudah halal baginya. Disinilah aura kecantikan seorang wanita itu akan muncul, sebagaimana mutiara yang jadi berharga karena terjaga oleh cangkang yang kuat. Begitu juga wanita akan terjaga oleh hijabnya.
Trend hijab makin kesini makin ramai, suatu hal yang patut sekali kita syukuri, karena makin banyak orang yang merasa bangga memakai busana muslimah ini. Jika kita tarik kebelakang, ditahun 60 – 80an memakai hijab adalah suatu momok yang sangat menakutkan. Muslimah yang memakai hijab dimasa itu akan dikucilkan, sulit mencari pekerjaan, diusir dari sekolah atau kampusnya. Iya, pada kali ini kita tidak akan banyak membahas tentang fenomena hijab ditahun 60 – 80an, tapi pada intinya di masa-masa itu memakai hijab adalah sebuah perjuangan yang berat. Sangat jauh berbeda sekali dengan kondisi hari ini, dimana hijab menjadi trend busana, wanita-wanita yang berhijab tidak lagi mendapat ancaman, kucilan, pengusiran dan lain-lain. Akan tetapi sebaliknya, orang-orang berhijab makin dihargai, dihormati. Selain itu dalam 3 tahun terakhir bisnis hijab bertumbuh sangat cepat, seiring dengan kampanye-kampanye hijab yang dilakukan oleh para hijabers. Hijabers adalah komunitas para penggiat hijab.
Semua hal ini sangat patut sekali kita syukuri, namun ada satu hal yang mesti kita perhatikan juga yaitu tentang kesyar’ian hijab. Karena tidak bisa dipungkiri ketika trend hijab menggeliat naik, maka lahirlah orang-orang “over kreatif” dalam berhijab. Ada yang hijabnya warna-warni sangat mencolok, ada juga yang memakai hijab dengan banyak sekali atributnya, ada juga yang diputar-puter kayak kembang gula, ada juga yang dibuat menonjol seperti punduk unta. Yang menyedihkan lagi, ternyata akhir-akhir ini muncul fenomena jilboobs, yaitu dimana seseorang wanita memakai hijab namun baju dan celananya ketat membentuk leku tubuh.
Mungkin hal ini menjadi pertanyaan bagi kita, seperti apa sih sebenarnya hijab yang syari menurut islam?, nah pada bagian ini InsyaAllah kita akan bahas tentang 8 kriteria hijab syari menurut Ahli hadits abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin ibn Nuh Al bani. Beliau merinci ada lebih kurang 8 kriteria hijab syari yang mesti diikuti oleh setiap muslimah.
1. Menutup dan Melindungi seluruh tubuh, selain yang dikecualikan.
Aisyah RA, berkata: ‘’Suatu hari, asma binti abu bakar menemui Rasulullah SAW dengan menggunakan pakaian tipis, beliau berpaling darinya dan berkata: ‘’wahai asma’’ jika perempuan sudah mengalami haid, tidak boleh ada anggota tubuhnya yang terlihat kecuali ini dan ini, sambil menunjuk ke wajah dan kedua telapak tangan.’’ (HR. Abu Daud).
Syarat pertama adalah menutup dan melindungi tubuh, ingat disini katanya menutupi bukan membungkus, artinya kalau menutupi tidak terlihat lekuk badan wanita tersebut. Seberapa besar ukuran bajunya? Ya disesuaikan dengan kondisi tubuh yang penting syaratnya adalah menutupi tubuh, sekali lagi tidak membentuk lekuk tubuh.
Kenapa harus ditutupi ? Sebab tubuh wanita adalah keindahan, yang mana keindahan tubuh wanita ini mampu menghadirkan munculnya syahwat dari laki-laki yang memandangnya. Maka dengan menutupi tubuhnya wanita menjadi lebih terjaga dirinya dan ia juga membantu para-para laki untuk menjaga pandangan mata dan syahwatnya.
2. Kainnya Tebal
“Akan muncul di akhir ummatku, wanita-wanita yang berpakaian namun pada hakikatnya bertelanjang. Dia atas kepala mereka terdapat suatu penaka punuk unta. Mereka tidak akan memasuki syurga, dan tidak juga akan mencium aroma syurga. Padahal bau syurga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian” (HR. Muslim)
Al Imam Ibnu ‘Abdil Barr menjelaskan bahwa yang dimaksud berpakaian tetapi telanjang adalah wanita-wanita yang mengenakan pakaian tipis, sehingga terlihat kedalamnya dan juga membentuk lekuk tubuhnya. Belum membentuk dan menyembunyikan tubuh yang sebenarnya. Jadi syarat kedua hijab syari, pilih yang kainnya tebal dan tidak menerawang.
Kain yang tebal selain bertujuan agar tidak terlihat bagian tubuh di dalam juga bermanfaat agar tidak terbang atau terangkat ketika ditiup angin.
3.Bukan Tabarruj
Apa itu tabarruju? berlebih-lebihan dalam berhias, contohnya bedak yang terlalu tebal, lips yang terlalu merah merona dan mencolok. Serta juga memakai wangi-wangian yang mencolok hingga meninggalkan jejak wangi ketika dia melewati seseorang.
Allah SWT mengingatkan kita dalam surat Al Ahzab ayat 33 :
“….Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah…”
Selain itu prilaku seperti ini juga prilaku mubazir, mubazir uang karena untuk membeli peralatan kosmetik ini tentu tidak murah, apalagi ia akan diganti lebih dari 5 kali. Ya, kalau dia shalat tentu sehabis shalat akan kembali dibedakin tebal-tebal. Mubazir waktu juga, coba perhatikan orang yang menor seperti ini dalam sehari bisa menghabiskan waktu sampai 2 jam bahkan lebih hanya untuk berias. Sayang sekali, alangkah baik waktunya dialokasikan untuk ibadah.
Tetapi jika memakai bedak, parfum dan alat kecantikan lainnya ditujukan untuk membahagiakan suami tentu dibolehkan bahkan dianjurkan. Tetapi tentu dengan syarat tidak berlebihan serta memastikan kalau make up yang di pakai jelas kehalalan dan kebaikannya.
4. Kainnya longgar
“Rasulullah SAW memberiku pakaian qibthiyah (gaya mesir) yang tebal, hadiah dari dihyah Al-Kalbiy. Pakaian itu aku kenakan pada istriku. Maka suatu ketika beliau Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda : Mengapa engkau tak pernah memakai baju mesir itu? Aku menjawab, ‘Baju itu saya pakaiakan pada istri saya’, beliau lalu bersabda, ‘Perintahkanlah isterimu agar mengenakan baju lain dibagian dalamnya. Aku khawatir pakaian mesir itu masih menggabarkan bentuk tulangnya (Dikisahkan sahabat Rasulullah SAW Usamah Ibn Zaid)
Ada satu kalimat menarik dari ulama asal papua ustadz fadlan gharamatan ,beliau mengatakan “Kasihan dengan wanita-wanita di kota ini, baru belajar telanjang dengan pakaian-pakaian yang minim, sementara kami dipapua sudah berpengalaman bertahun-tahun dan sekarang mulai belajar memakai pakaian yang lebih bermartabat”.
Rasulullah saw diutus salah satunya adalah untuk menyelamatkan para wanita dari kejahilian yang mana salah satu cirinya adalah berpakaian tapi telanjang, dan sangat menyedihkan sekali hari ini, kondisi kita lingkungan kita seolah-olah menjadi wajah jahiliyah yang baru. Betapa banyak kita lihat wanita-wanita yang masih berpakaian tapi telanjang, memakai baju super ketat dan super pendek begitu juga dengan celananya. Sangat tidak enak dipandang oleh mata. Tapi memang seperti inilah realitanya.
Jauh-jauh hari Rasulullah mengingatkan kita kalau pakaian muslimah itu mesti longgar, menutupi tubuh, ia menjaga tubuh wanita tersebut dan juga menjaga pandangan laki-laki yang memandangnya dari syahwat dan godaan syaitan.
5. Tidak Memakai Parfum (Minyak wangi)
Sudah menjadi trend wanita hari ini memakai wangi-wangian, ditambah lagi dengan bermunculan berbagai macam jenis parfum dengan harga yang tidak murah. Sementara memakain wangi-wangian yang mana wanginya sampai tercium oleh orang lain adalah hal yang dilarang oleh Rasulullah SAW.
“Wanita mana saja yang memakai haruman kemudian keluar dan lewat di muka orang banyak agar mereka mendapati baunya, maka dia adalah pezina.. (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Kenapa Rasulullah melarang hal ini?, karena ternyata wangi-wangian yang dipakai oleh wanita tersebut dan jika itu tercium oleh laki-laki bisa dikenali oleh feromonnya. Feromon adalah zat kimia dalam tumbuh yang lebih dikenal sebagai hormon cinta, zat ini sangat berpengaruh terhadap ransangan seksual bagi lawan jenisnya. Tetapi jika memakai parfum ditujukan untuk membahagiakan suami tentu dibolehkan bahkan dianjurkan.
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
“Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki (HR. Ahmad, Abu Dawud, Al Hakim, dan Ibnu Majah)
Entah alasan psikologis ataupun malah karena ikut-ikutan dan merasa keren, akhir-akhir ini banyak muncul para wanita yang mengekspresikan dirinya sebagai seorang laki-laki. Istilahnya “tomboy”, mengikuti cara berpakaian dan gaya hidup laki-laki, sangat bertentangan dengan kodratnya sebagai seorang wanita. Dan dengan terang-terangan Rasulullah melaknat wanita yang seperti ini dan tentu jauh sekali dari kaidah syari.
Memakai pakaian laki-laki atau berusaha tampil sebagaimana laki-laki tampil adalah hal yang dilarang oleh Islam dan Rasulullah Saw pun terang-terangan melaknat hal ini. Maka penting bagi kita untuk saling mengingatkan terutama ada jika ada saudara atau sahabat kita yang seperti ini.
7. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir
“…Barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka..”(HR Ahmad & Abu Dawud)
Seperti yang kita bahas di awal tadi, fungsi pakaian adalah identitas yang menunjukkan kalau kita sebagai seorang muslim. Setiap kaum memiliki identitasnya baik itu berupa bahasa, pola pemikiran, pemahaman dalam memaknai suatu hal. Dan pakaian khususnya hijab syar’i adalah identitas bagi seorang muslimah. Dengan melihat dari pakaiannyalah kita mesti bisa membedakan mana yang muslimah dan mana yang bukan. Sayangnya hari ini menjadi susah sekali membedakan mana yang muslimah dan mana yang bukan ketika bertemu wanita di sekitar kita.
Salah satu penyebab utamanya adalah wanita-wanita muslimah namun berpakaian ala barat, berpenampilan ala barat, baik dari segi pakaian yang serba minim, kosmetik dan make up yang serba menor, wewangian yang menusuk hidung. Jelas ini bukan dari islam, jelas islam melarang wanita seperti ini.
Mungkin anda bertanya, apakah pakaian hanya simbol? dan yang terpenting adalah isi hati, sikap dan tingkah prilaku. Seorang ulama mesir sayyid quthb menjelaskan dibalik perbedaan zhahir selalu ada perasaan batin yang membedakan satu konsepsi dengan konsepsi lain, sistem kehidupan dengan kehidupan lain, dan ciri khas kelompok suatu manusia dengan manusia lain. Jadi jelas bagaimana cara kita berpenampilan tentu mempengaruhi bagaimana kita berfikir, bertindak dan bertingkah laku.
Sementara bagi orang-orang kafir tentu menjadi kebanggaan bagi mereka ketika cara hidup serta gaya hidupnya diikuti. Sebuah kemenangan bagi mereka ketika kita kaum muslim bangga dan malah membela cara hidupnya termasuk cara berpakaian, karena memang itu cita dan impian mereka. Mempengaruhi kita pelan-perlahan untuk masuk serta ikut budaya mereka.
Untuk itulah sebagai muslim kita mesti bangga dengan identitas kemuslimahan, termasuk di dalamnya memakai hijab serta menutup aurat dengan sempurna. Mungkin akan ada orang yang tidak suka atau mungkin meledek Kamu ketika mengenakan hijab dengan sempurna tapi yakinlah itu jauh lebih baik dibandingkan tidak mentaati aturan Allah Swt.
8. Bukan merupakan Libasusy Syuhrah
Libasusy syuhrah adalah pakaian ketenaran atau popularitas. Menurut para ulama, ia bisa berwujud pakaian yang sangat mencolok bagusnya agar dikagumi serta dibicarakan sebagai orang yang hebat, kaya, pakaiannya mahal atau malah bisa sebaliknya memakai pakaian yang jelek sekali sehingga mencolok agar dikira orang zuhud. Dua-duanya buruk di mata Allah SWT.
Memilih pakaian yang terlalu berlebihan mahalnya atau mewahnya tentu tidak disarankan, memilih yang terbaik dianjurkan tetapi bukan berarti yang terbaik itu terlalu tinggi harganya dan terkesan berlebih-lebihan. Diutamakan tentu yang dipertengahan, tidak terlalu merendahkan dan tidak terlalu mencolok meninggi.
Jadi? yang sedang-sedang saja, kembali lagi pada fungsi pakaian seorang muslimah yaitu sebagai identitas, untuk menjaganya serta melindunginya baik lahir maupun batin.
Semoga Allah mudahkan saudari-saudariku semua untuk bisa berpakaian secara syar’i. Sama dengan halnya ibadah-ibadah lain berpakaian syar’i juga perkara hidayah, sementara bicara hidayah adalah bicara tentang izin dan ridho Allah, ada yang sudah punya niat yang kuat untuk berhijab syar’i tapi tidak kunjung dimulai-mulai lantaran masih terasa berat, namun ada juga yang dengan mudahnya Allah gerakkan hatinya untuk segera berhijab syar’i. Tapi ada satu hal yang mesti diingat juga ketika bicara hidayah, hidayah itu perlu dijemput, diusahakan, jika ia tidak datang jemput, cari dan berdoalah pada Allah agar didatangkan. Jika masih terasa berat untuk berhijab syar’i maka paksakan saja, In syaa Allah lama-lama jadi terbiasa dan menjadi satu ketergantungan dengan hijab syar’i. Hingga akhirnya menjadi muslimah yang bangga dengan hijab syar’i, ikut mengajak saudari-saudarinya yang lain untuk berhijab syar’i juga.
Ketika seorang muslimah merasa bangga dengan hijab syar’inya dan tergerak untuk mengajak sahabat-sahabatnya yang lain untuk mengenakan hijab syar’i juga maka disitulah kemenangan seorang muslimah, disanalah inti kebahagiaan dari seorang muslimah. Ketika merasakan indahnya nikmat islam melalui hijab serta berusaha mengajak saudara-saudaranya yang lain untuk ikut serta juga merasakannya.
Mengenakan hijab syar’i mungkin tidak mudah, pada awalnya mungkin saja ada yang menentang Kamu ketika memilih untuk berhijab syar’i. Tidak hanya dari luar bahkan penentangan bisa saja muncul dari dalam semisal dari keluarga terdekat. Tetapi yakinlah ketika Kamu berusaha untuk tetap bersabar, teguh dalam kebaikan serta menghadapi segalanya dengan lapang dada InsyaAllah suatu ketika Kamu akan menjadi sumber inspirasi kebaikan bagi keluargamu yang lain bahkan orang lain.
Demikianlah 8 syarat utama untuk berhijab syar’i, semoga setiap poin yang dihadirkan disini bisa dilakukan oleh setiap muslimah. Sehingga bisa benar-benar berhijab dengan syar’i sesuai dengan Alquran dan sunnah Nabi Saw. Harapan Kami bagi sahabat yang memetik manfaat dari artikel ini silakan dibagikan ke sahabat-sahabat terbaiknya. InsyaAllah semakin banyak yang membaca tentu semakin banyak juga manfaat kebaikan yang tersebar. Semakin banyak muslimah yang terinspirasi tentu akan semakin banyak juga muslimah yang akan berhijab syar’i.
Leave a Reply